PT Fin Komodo Teknologi

Fin Komodo Dicoba Wagub Jabar dan Wali Kota

0 komentar

sabtu, 04 februari 2012 (GALAMEDIA)
EKSPOSE tentang sejumlah karya anak bangsa dalam mengembangkan dan membuat kendaraan, seperti mobil Esemka di Solo, menjadi topik hangat di pengujung tahun 2011 dan awal 2012 ini. Di Cimahi, karya semacam itu ternyata sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.

Nama kendaraan yang dibuat anakanak Cimahi itu adalah Fin Komodo. Mobil ini tampak menghiasi acara Pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bandung Cimahi Junction (BCJ), Jumat (3/2). Kehadiran Fin Komodo buah karya Ir. H. Ibnu Susilo ini menjadi favorit pengunjung yang datang. Pasalnya, mobil dengan jenis boogie tersebut tidak cuma bisa dilihat, tapi juga dicoba.

Dua sosok penting yang sempat mencoba Fin Komodo adalah Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf dan Wali Kota Cimahi, Itoc Tochija. Ditemani Itoc, Dede berkeliling lokasi pameran dengan mengendarai mobil itu.

Sebagai seorang off-roader, Dede mengaku sangat menikmati mengendarai Fin Komodo. Menurutnya, Fin Komodo sangat cocok digunakan di areal perkebunan dan cocok dipakai kepala desa yang letaknya di pelosok.

"Di Jawa Barat, banyak daerah perkebunan yang jauh. Saya rasa, kendaraan ini bisa dimanfaatkan untuk digunakan di pelosok atau perkebunan," ujar Dede usai mencoba Fin Komodo.

Jika dilihat bentuknya, Fin Komodo mirip dengan gokar. Namun, Fin Komodo mampu merambah medan atau jalur yang terjal. "Latar belakang saya dulu sebagai desainer pesawat. Untuk itu pula saya rakit Fin Komodo ini sesuai dengan kinerja pesawat. Baik dari kestabilan kondisi mobilnya hingga kenyamanan pengemudi dan penumpangnya. Saya bikin persis dengan pesawat terbang," ujar pembuatnya, Ibnu.

Dikatakan Ibnu, Fin Komodo sebenarnya sudah dibuat sejak dua tahun lalu, jauh sebelum banyaknya anak SMK yang menciptakan mobil. "Sampai sekarang, kita sudah memproduksi sebanyak 40 Fin Komodo. Keempat puluh Fin Komodo tersebut tersebar di berbagai daerah di Tanah Air," ujarnya.

Diakui Ibnu, sejauh ini ia masih membatasi produksi Fin Komodo. Setidaknya, dalam satu bulan, baru bisa memproduksi 8 unit.

Budaya teknologi

Ibnu mengatakan, mobil tersebut sebenarnya sebagai salah satu bentuk budaya teknologi Indonesia. Sebab, selain diproduksi di Indonesia, formula matematika yang dipakainya murni hasil anak bangsa.

"Itulah mengapa kami pakai nama Fin yang artinya Formula Indonesia. Karena kami merancang mobil ini dengan menggunakan formula matematika yang kami ciptakan sendiri. Kami punya insinyur dan teknisi sendiri. Kami tidak cuma merakit dan merancang sendiri, tapi juga menganilisisnya secara langsung," ujar Ibnu.

Meskipun demikian, Ibnu mengakui, mesin Fin Komodo belum bisa mereka produksi sendiri. Pasalnya, saat ini di Indonesia masih belum ada yang berani untuk investasi dalam pembuatan mesin. "Mungkin ke depan kita bisa membuat mesin sendiri, sehingga tidak memakai mesin dari Cina lagi," tandasnya.

Ibnu menambahkan, saat ini ia baru membuat Fin Komodo seri KD-250. Satu unit Fin Komodo, kata Ibnu, harganya Rp 70 juta. Bagi yang memesannya dari luar Cimahi, harga tersebut belum termasuk ongkos kirim.

"Mobil ini sudah kami patenkan. Ke depan, mungkin kami akan terus melakukan inovasi lainnya. Mungkin saja akan dibikin lebih besar sehingga tidak lagi cuma bisa untuk dua orang,' tegas Ibnu.
(ely kurniawati/"GM")**


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2008. Fin Komodo Offroad - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger