PT Fin Komodo Teknologi

FIN Komodo, Kendaraan Anak Negeri yang Kian Diminati

0 komentar

Masih banyak wilayah di Indonesia yang belum dijamah oleh program-program pemerintah karena kondisi jalan yang belum memadahi. Untuk menjangkaunya perlu kendaraan tangguh yang bisa melewati medan sesulit apapun. Seperti off road utility vehicle (OUV) buatan Ibnu Susilo.

Berdasarkan survai, diperoleh data bahwa jalanan beraspal di wilayah Indonesia hanya sekitar 4,7% dari wilayah luas daratan. Itu pun kondisinya tidak sepenuhnya bagus karena banyak sekali dijumpai jalan yang berlubang. Selebihnya merupakan jalanan non aspal atau off road baik berupa jalan desa, perkebunan, kehutanan, dan lain-lain.

Jalanan semacam itu hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda/sepeda motor dengan segala keterbatasannya. Pemerintah bisa saja mengatasinya dengan menggunakan helikopter jika ingin menjangkau desa di wilayah tersebut. Tapi, belum tentu pesawat perintis ini mampu mendarat. Di sisi lain, kendaraan non aspal seperti jeep atau double cabin sangat mahal harga dan perawatannya.

Hal inilah, yang menjadi salah satu alasan Ibnu Susilo untuk membuat off road utility vehicle (OUV). Kendaraan utility ini mempunyai kemampuan off road atau di medan non aspal, seperti perkebunan, pertambangan, kehutanan, daerah terpencil. Di samping bisa juga sebagai kendaraan yang membantu tugas para relawan SAR (Search And Rescue), untuk urusan kesehatan, keperluan militer/polisi, keamanan, dan bahkan rekreasi baik di dalam maupun di luar Jawa.

OUV berbeda dengan kendaraan off road yang biasa digunakan oleh kalangan berduit untuk berolah raga. Sebab, pertama, OUV yang diberi nama FIN Komodo ini bila digunakan di medan seekstrim apa pun akan tetap terasa senyaman (naik) sedan atau bersifat stabil. Pengemudi dan penumpangnya akan tetap dapat duduk manis, meski tidak berpegangan atau menggunakan seat belt. Lain halnya dengan sepeda motor, yang pasti akan terguling jika dihadapkan pada jalanan yang licin.

Kedua, kendaraan yang setangguh jeep ini susah terguling dan mampu menerobos semua penghalang di depannya dengan berbagai cara, misalnya dengan bermanuver. Dengan kata lain, sangat aman untuk operasional. Ketiga, perawatannya sangat mudah. Dalam arti, bengkel-bengkel mobil atau sepeda motor di pinggir jalan pun dapat melakukan perawatan terhadap kendaraan ini. Sedangkan suku cadangnya, dapat dibeli di berbagai toko onderdil tingkat kecamatan sekali pun. Keempat, dapat dikendalikan tanpa skill khusus.

Sementara, dari segi ukuran pun sangat praktis dan ringan. Karena, FIN Komodo yang dapat mengangkut dua penumpang sekaligus barang berbobot 250 kg ini hanya memiliki berat total 320 kg, sedangkan mobil off road pada umunya berbobot 1,5 ton! “Dengan latar belakang desainer pesawat terbang  yang juga mampu merancang otomotif, kami memiliki rumusan-rumusan tersendiri ketika membuat FIN Komodo. Pesawat terbang itu kan harus ringan, maka ilmu itu saya terapkan di otomotif. Imbasnya, modalnya sangat besar,” tutur Ibnu, yang terlibat dalam pembuatan Airbus A-380, pesawat terbang terbesar di dunia dengan kapasitas 800 penumpang.  Isi-peluang-komodo2-(res72)

Namun, President Director PT FIN Komodo Teknologi ini menjualnya dengan harga yang kompetitif yaitu cuma Rp60 juta/unit (plus ongkos kirim). Padahal, kendaraan asli Indonesia (karena rancang bangunnya dilakukan sendiri oleh Ibnu dan hak patennya dipegang olehnya juga, red.) ini merupakan kendaraan multifungsi pertama yang muncul di Indonesia, bahkan di Asia, dan bukan dari hasil nyontek. “FIN itu kan kependekan dari Formula Indonesia. Jadi, kami ini principal, bukan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM),” ungkap sarjana teknik mesin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, ini.

Merunut ke belakang, kelahiran Lamongan, 29 Mei 1961 ini menambahkan, pada awalnya perusahaan yang bergerak di bidang engineering dan teknologi ini kecipratan proyek untuk merancang Airbus A-380 yang konsorsiumnya dipegang oleh semua negara di Eropa. “Berangkat dari sini, kami memiliki modal untuk membuat FIN Komodo. Kami membuat konsep FIN Komodo pada tahun 2005. Lalu, kami meminta kucuran dana ke bank tapi semua bank menolak. Mereka menganggap kendaraan setangguh jeep senyaman sedan dan multifungsi ini tak lebih daripada mobil mainan,” kisahnya.

Akhirnya, dengan modal pribadi sebesar Rp3 milyar yang lebih banyak digunakan untuk brainware, research & development, dan trial & error, ia membuat perusahaan otomotif. “Padahal, untuk membangun perusahaan otomotif, idealnya dibutuhkan modal AS$60 juta atau Rp600 milyar!” ungkapnya. Lantas, pada tahun 2007, lahirlah FIN Komodo tapi bentuk fisiknya baru terwujud setahun kemudian. “Dalam Pameran Produksi Indonesia yang berlangsung Mei 2009, kami mempublikasikan FIN Komodo sambil terus berproduksi,” tambahnya.. Hasilnya, dari 20 unit yang dibuat langsung sold out dan dibawa ke Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Magetan, Banjarmasin, Makassar, dan Papua.

Selanjutnya, tahun 2010, secara resmi PT FIN Komodo Teknologi pun berdiri. “Jadi, kami berproduksi dulu, baru membangun perusahaan,” ujar pria, yang membawahi 25 karyawan di “laboratoriumnya” yang terletak di Cimahi. Tahun ini sekaligus dicanangkan Ibnu sebagai fase untuk latihan berproduksi secara massal yang dicanangkan tahun 2012. “Untuk itu, mulai Agustus ini, kami berencana memproduksi 10 unit/bulan untuk persediaan dan memenuhi permintaan yang semakin banyak,” lanjut Ibnu, yang ingin menjadi pemegang lisensi atas FIN Komodo pada tahun 2015. Sebagai gambaran akan banyaknya permintaan, jika Anda memesan sekarang (Juli 2010), maka Anda baru akan menerima FIN Komodo pada Februari 2011.

Posted in Komunitas Pengusaha on 05 May 2013
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2008. Fin Komodo Offroad - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger